Saya dulu sering berpikir, kenapa orang bisa begitu berbeda dalam menghormati org lain dari cara berbicaranya. Misalnya, kenapa orang dengan budaya barat cenderung lebih tidak sopan dengan memanggil orang yang lebih tua pun dengan namanya. Ternyata, itu adalah salah satu perwujudan komunikasi juga. Orang yang low power, akan cenderung bersikap seperti itu.
Lalu, masalah apakah orang akan langsung mengungkapkan apa yag dipikirannya, atau hanya sedikit menyindir agar orang lain mengetahuinya sendiri. Tetapi saya akhirnya mengetahui bahwa hal tersebut dibedakan dalam high contex dan low contex. dimana orang yang low contex akan dengan mudah mengatakan apa yang ada dipikirannya.
Saya juga mempelajari bahwa masculine culture tidak hanya untuk kaum pria. tetapi itu adalah sebuah cara orang berpikir dan menyelesaikan masalah. Orang yang masculine adalah orang yang bekerja keras, penuh ambisius, kompetisi, dan mengarah pada kesuksesan. Sedangkan orang yang menganut Feminine culture, akan lebih mengarah ke perdamaian, keselarasan, ketenangan.
Saat ini pun saya bingung dengan tempat SL saya, karena pihak pengelola tidak memberi kabar tentang izin untuk melakukan SL. Padahal saya dan kelompok sangat bersemangat untuk melakukan SL di tempat tersebut karena kami merasa akan berguna. Saya berharap akan segera menemukan solusinya.